Gelar Studium General, Pascasarjana Universitas Hamzanwadi Bahas Explore the Power of Number
Himpunan Mahasiswa Pascasarjana Universitas Hamzanwadi hari ini menyelenggarakan Studium Generale dengan tema Metodologi Penelitian Kuantitatif: Explore The Power of Number di auditorium Hj. Siti Rauhun Zainuddin Abdul Madjid pancor.
"Studium Generale ini menghadirkan seorang pakar metodologi penelitian kuantitatif yaknu Prof. Dr. Nyoman Dantes, guru besar di Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja-Bali," kata Direktur pascasarjana Universitas Hamzanwadi Dr Padlurrahman, Kamis (24/08/2023).
Ia menegaskan studium generale ini sebagai salah satu cara membangun budaya dan perilaku kecendekiaan di kalangan sivitas akademika S2 Pendidikan Dasar Pascasarjana Universitas Hamzanwadi.
"Agenda kuliah umum menjadi salah satu agenda rutin setiap mengawali perkuliahan pada setiap tahun akademik yang dihadiri oleh 200 lebih mahasiswa baru dan mahasiswa lama serta alumni," papar padlurrahman yang juga alumni IKIP Negeri Singaraja (sekarang Undiksha).
Menurutnya, upaya membangun suasana akademik yang berbasis pada kecendekiaan adalah hal yang sangat penting dan harus mampu dilaksanakan setiap semester agar budaya akademik terbangun dengan baik.
Pada kesempatan lain, Dr. H. Musipuddin, M.Pd saat membuka acara ini menyebutkan seluruh peserta harus serius mengikuti acara ini sebab menjadi kesempatan untuk mengekplorasi secara substantif berbagai pendekatan dalam penelitian baik kuantitatif maupun kualitatif dalam bidang pendidikan.
"Kita harus memiliki semangat menambah hasanah ilmu pengetahuan di berbagai jenjang dan tingkat agar memiliki kemampuan menyesuaikan diri dengan keadaan dimana kita hidup di era distrupsi ini," papar Warek 3 sekaligus ketua Ikatan Alumni PascasarjanaUndiksha ini.
Prof. Dr. Nyoman Dantes selalu pemateri memaparkan kehidupan ini tidak bisa lepas dari ilmu. Di dunia ini yang berkuasa adalah ilmu, karena ilmu bisa menciptakan teknologi dan teknologi itu sendiri yang memiliki peran penting dalam menyelsaikan masalah di dunia ini.
"Di dunia ini hanya satu yang tidak bisa diukur yakni ekspresi manusia menurut pendekatan kuantitatif," tegasnya sembari menyebutkan bahwa penelitian kuantitatif berbasis instrumen dan harus selesai di atas meja.
Namun demikian, ia juga menegaskan tidak semua penyelidikan itu disebut penelitian, jadi harus jelas ontologi, epistemologi dan aksiologinya.